Historical

YOGYAKARTA (often also called Jogja, Yogya, or Yogyakarta) is located in the middle of Java Island - Indonesia, where everything was cheap.Enough with the Rp.200.000 a day, you can stay, eat traditional cuisine of the famous, and rent a bike to explore the beaches are still virgin and ancient temples thousands of years old. Borobudur This is what founded the Kingdom of Borobudur temple which is the largest Buddhist temple in the world, 300 years before Angkor Wat in Cambodia. Other relics are the temple of Prambanan, Ratu Boko Palace, and dozens of other temples that have been restored and are still buried under the ground. But by some mysterious reason, the Ancient Mataram Kingdom central government moved to East Java in the 10th century.Magnificent temples were abandoned and partially buried by the eruption of Mount Merapi material.Slowly, the Yogyakarta region went back into the thick forest. Six hundred years later, Panembahan Senopati establish Islamic Mataram kingdom in this region. Once again Yogyakarta to witness the history of empire that controls the island of Java and its surroundings. Islamic Mataram Kingdom has left a trail of ruins of the citadel and royal tombs in Kotagede now known as a center for silver in Yogyakarta Puppet Show Giyanti agreement in 1755 dividing the kingdom of Mataram Islam became Kasunan Surakarta, based in the city of Solo and Yogyakarta Sultanate who founded the palace in the city of Yogyakarta. Kraton (palace) was still standing until now and still serves as a residence sultan and his family, complete with hundreds of courtiers who voluntarily run a tradition in the midst of changing times. At the palace, every day there are cultural performances of wayang kulit performances, gamelan, Javanese dance, etc. (see Schedule of Events). Yogyakarta at the present is a place of tradition and modern dynamics go hand in hand. In Yogyakarta there are courts with hundreds of courtiers loyal to the tradition, but also there is the University of Gadjah Mada University, which is one of the leading universities in Southeast Asia. In Yogyakarta, some people living in an agrarian culture is thick, but there are also the student with life-style pop. In Yogyakarta there are traditional markets and handicrafts while standing next to the mall, no less hectic. Beach Sundak At the north end of Yogyakarta, you will see Mount Merapi stands proudly as high as 9738 feet. This mountain is one of the most active volcanoes in Indonesia. Traces the fierce eruption of Mount Merapi in 2006 and can be witnessed in the village of Kaliadem, 30 km from the city of Yogyakarta. Landscape style Mooi Indiƫ green expanse of rice fields and Mount Merapi in the background can still be seen on the outskirts of the city of Yogyakarta. In the southern part of Yogyakarta, you will find many beaches. The most famous beach is Parangtritis with legend Nyi Roro Kidul, Yogyakarta but also has natural beaches in Gunung Kidul beautiful. You can see Sadeng which is a primordial Solo River estuary before a powerful tectonic forces lifted the surface of the southern island of Java so that the flow of the river turned to the north like today. You also can visit the beach which has 250 channels Siung rock climbing, Beach Sundak, and others (see Beaches). Malaysia has the world's tallest twin towers, Prambanan Temple Yogyakarta has a towering 47 meters tall and is made by hand 1100 years earlier. Singapore has a modern life, Yogyakarta has a traditional agrarian society. Thailand and Bali has beautiful beaches, Yogyakarta has natural beaches and Mount Merapi, which saves the story of how powerful the forces of nature. A unique combination of ancient temples, history, tradition, culture, and the forces of nature make Yogyakarta is well worth a visit. diytransport.blogspot.com sites will help you plan a visit to Yogyakarta and enjoy the best charm of this place. We provide abundant information about the sights, star hotels, cheap hotels, restaurants, food stalls, travel agents, rental car and all the information you need to travel to Yogyakarta / Jogja. Free Web Site Counters
contact at 0274- 6823300; 081.754.21261; 081.3280.32500; pin bb : 2A9FFE7D

Rabu, 11 Juli 2012

Nyadran

 


 

 

 

 

Tradisi Nyadran masyarakat Jawa

Bagi masyarakat Jawa, kegiatan tahunan yang bernama nyadran atau sadranan merupakan ungkapan refleksi sosial-keagamaan. Hal ini dilakukan dalam rangka menziarahi makam para leluhur. Ritus ini dipahami sebagai bentuk pelestarian warisan tradisi dan budaya para nenek moyang. Nyadran dalam tradisi Jawa biasanya dilakukan pada bulan tertentu, seperti menjelang bulan Ramadhan, yaitu Sya'ban atau Ruwah.

Nyadran dengan ziarah kubur merupakan dua ekspresi kultural keagamaan yang memiliki kesamaan dalam ritus dan objeknya. Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaannya, di mana nyadran biasanya ditentukan waktunya oleh pihak yang memiliki otoritas di daerah, dan pelaksanaannya dilakukan secara kolektif.

Tradisi nyadran merupakan simbol adanya hubungan dengan para leluhur, sesama, dan Yang Mahakuasa atas segalanya. Nyadran merupakan sebuah pola ritual yang mencampurkan budaya lokal dan nilai-nilai Islam, sehingga sangat tampak adanya lokalitas yang masih kental islami.

Budaya masyarakat yang sudah melekat erat menjadikan masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari kebudayaan itu. Dengan demikian tidak mengherankan kalau pelaksanaan nyadran masih kental dengan budaya Hindhu-Buddha dan animisme yang diakulturasikan dengan nilai-nilai Islam oleh Wali Songo.

Secara sosio-kultural, implementasi dari ritus nyadran tidak hanya sebatas membersihkan makam-makam leluhur, selamatan (kenduri), membuat kue apem, kolak, dan ketan sebagai unsur sesaji sekaligus landasan ritual doa. Nyadran juga menjadi ajang silaturahmi keluarga dan sekaligus menjadi transformasi sosial, budaya, dan keagamaan.

Prosesi ritual nyadran biasanya dimulai dengan membuat kue apem, ketan, dan kolak. Adonan tiga jenis makanan dimasukkan ke dalam takir, yaitu tempat makanan terbuat dari daun pisang, di kanan kiri ditusuki lidi (biting). Kue-kue tersebut selain dipakai munjung/ater-ater (dibagi-bagikan) kepada sanak saudara yang lebih tua, juga menjadi ubarampe (pelengkap) kenduri. Tetangga dekat juga mendapatkan bagian dari kue-kue tadi. Hal itu dilakukan sebagai ungkapan solidaritas dan ungkapan kesalehan sosial kepada sesama.

Selesai melakukan pembersihan makam, masyarakat kampung menggelar kenduri yang berlokasi di sepanjang jalan menuju makam atau lahan kosong yang ada di sekitar makam leluhur (keluarga). Kenduri dimulai setelah ada bunyi kentongan yang ditabuh dengan kode dara muluk (berkepanjangan). Lalu seluruh keluarga dan anak-anak kecil serta remaja hadir dalam acara kenduri itu.

Tiap keluarga biasanya akan membawa makanan sekadarnya, beragam jenis, lalu duduk bersama dalam keadaan bersila. Kemudian, kebayan desa membuka acara, isinya bermaksud untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada warga yang sudah bersedia menyediakan makanan, ambengan, dan lain-lain termasuk waktunya. Setelah itu, Mbah Kaum (ulama lokal) yang sudah dipilih menjadi rois, maju untuk memimpin doa yang isinya memohon maaf dan ampunan atau dosa para leluhur atau pribadi mereka kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

Doanya menggunakan tata cara agama Islam, warga dan anak-anak mengamini. Suasana ceria anak-anak tergambar dengan semangat melafalkan amin sambil berteriak. Selesai berdoa, semua yang hadir mencicipi makanan yang digelar.

Pada saat itu ada yang tukar-menukar kue, ada yang asyik ngobrol dengan kanan-kiri, maklum beberapa warga pulang dari perantauan hadir dalam kenduri. Biasanya Mbah Kaum diberi uang wajib dan makanan secukupnya, sedangkan yang tak hadir atau si miskin diberi gandhulan, nasi, kue yang dikemas khusus kemudian diantar ke rumah yang sudah disepakati diberi gandhulan.

Dari tata cara tersebut, jelas nyadran tidak sekadar ziarah ke makam leluhur, tetapi juga ada nilai-nilai sosial budaya, seperti budaya gotongroyong, guyub, pengorbanan, ekonomi. Bahkan, seusai nyadran ada warga yang mengajak saudara di desa ikut merantau dan bekerja di kota-kota besar.

Di sini ada hubungan kekerabatan, kebersamaan, kasih sayang di antara warga atau anggota trah. Di samping itu, semakin jelas adanya nilai transformasi budaya dan tradisi dari yang tua kepada yang muda.

Mengenai pola keberagamaan yang ada di Jawa, C Geertz (1981) melalui penelitiannya di Mojokerto menghasilkan sebuah konsep keberagamaan masyarakat yang bersifat abangan, santri, dan priayi. Ketiganya merupakan akumulasi dari hasil akulturasi budaya lokal masyarakat, Hidhu-Buddha dengan nilai-nilai Islam. Pola interaksi antara budaya lokal dan nilai Islam menjadikan Islam warna-warni.

Nyadran merupakan ekspresi dan ungkapan kesalehan sosial masyarakat di mana rasa gotong- royong, solidaritas, dan kebersamaan menjadi pola utama dari tradisi ini. Ungkapan ini pada akhirnya akan menghasilkan sebuah tata hubungan vertikal-horizontal yang lebih intim. Dalam konteks ini, maka nyadran akan dapat meningkatkan pola hubungan dengan Tuhan dan masyarakat (sosial), sehingga akhirnya akan meningkatkan pengembangan kebudayaan dan tradisi yang sudah berkembang menjadi lebih lestari.

Dalam konteks sosial dan budaya, nyadran dapat dijadikan sebagai wahana dan medium perekat sosial, sarana membangun jati diri bangsa, rasa kebangsaan dan nasionalisme (Gatot Marsono). Dalam prosesi ritual atau tradisi nyadran kita akan berkumpul bersama tanpa ada sekat-sekat dalam kelas sosial dan status sosial, tanpa ada perbedaan agama dan keyakinan, golongan ataupun partai.

Nyadran menjadi ajang untuk berbaur dengan masyarakat, saling mengasihi, saling menyayangi satu sama lain. Nuansa kedamaian, humanitas dan familiar sangat kental terasa. Apabila nyadran ditingkatkan kualitas jalinan sosialnya, rasanya Indonesia ini menjadi benar-benar rukun, ayom-ayem, dan tenteram.

Nyadran dalam konteks Indonesia saat ini telah menjelma sebagai refleksi, wisata rohani kelompok masyarakat di tengah kesibukan sehari-hari. Masyarakat, yang disibukkan dengan aktivitas kerja yang banyak menyedot tenaga sekaligus (terkadang) sampai mengabaikan religiusitas, melalui nyadran, seakan tersentak kesadaran hati nuraninya untuk kembali bersentuhan dan bercengkrama dengan nilai-nilai agama: Tuhan

Kamis, 05 Juli 2012



Liburan merupakan moment yang paling dinantikan oleh seluruh anggota keluarga. Terutama liburan sekolah, karena pada moment inilah, kebersamaan keluarga dapat diciptakan. Anak - anak yang telah melaksanakan tugas sekolah mereka dengan baik dalam kegiatan belajar selama kurun waktu satu semester dan telah menempuh ujian akhir sekolah tentunya merasa perlu untuk melepas penat.

Tak hanya anak – anak, terkadang orang tua pun merasakan kejenuhan dalam melakukan tugas atau kegiatan sehari – hari mereka, dan inilah waktu yang paling mereka nantikan, untuk dapat merasakan kebersamaan dalam momentum liburan anak sekolah. Tidak sedikit orang tua yang dengan sengaja mengambil jeda atau cuti bekerja untuk dapat merayakan kebersamaan dengan semua anggota keluarga, atau sekadar me-refresh pikiran dengan menikmati masa liburan ini.

Jogja merupakan salah satu kota destinasi wisata terfavorit setelah Pulau Dewata, sehingga perlu bagi kota Jogja untuk bisa menampilkan hal yang baru dalam dunia pariwisata, sehingga pengunjung yang datang ke Jogja bisa mendapatkan suasana yang baru setiap kali datang ke Jogja dengan tentu saja tidak menghilangkan keramah tamahan kota Jogja yang memang senantiasa membuat “kangen” para wisatawan. Menangkap beberapa peluang yang ada, Little Kids Production, suatu event organizer yang bergerak secara khusus di event dan exhibition dengan target market anak – anak dan keluarga dengan bangga menghadirkan JOGJA LIBURAN ASYIK, Walking with Dinosaur.

Sebuah event yang secara khusus digarap di lokasi dengan outdoor setting dengan mengedepankan keunikan taman yang akan di dekorasi secara khusus untuk mendapatkan atmosfer back to nature, kembali ke masa lampau, di mana masih ada satu ekor dinosaurus yang masih tersisa di bumi ini.

Anak – anak bisa berinteraksi secara langsung dengan dinosaurus yang selama ini hanya mereka kenal melalui buku sains atau buku cerita, atau bahkan hanya ada dalam dunia khayalan mereka.

Di event ini, mereka bisa melihat dan menyentuh dinosaurus, binatang purba yang sudah punah ribuan bahkan jutaan tahun lalu. Mereka bisa merasakan keganasan dinosaurus yang hanya tinggal satu di dunia. JOGJA LIBURAN ASIK, Walking with Dinosaur akan diselenggarakan dari tanggal 22 Juni hingga 15 Juli 2012 di Laras Garden, Jl. Kaliurang Km. 11 Jogjakarta.

Event ini dihadirkan dengan konsep sebagai tempat bermain dan belajar. Sebagai wahana rekreasi baru yang secara khusus dihadirkan bagi anak – anak dan keluarga. Selain sekedar melepas penat dalam event ini juga disuguhkan beraneka macam bentuk edukasi, bekerja sama dengan komunitas pecinta reptil di Jogjakarta, pada event ini akan ditampilkan Taman Reptil, dimana para pengunjung dapat melihat dan mengetahui lebih banyak tentang reptil, terutama binatang reptil yang telah mengalami evolusi dari masa ke masa, hingga menjadi bentuknya yang sekarang.

Komunitas pecinta reptil nantinya juga akan membantu memberikan edukasi bagi para pengunjung tentang bagaimana cara memelihara hewan reptil yang baik dan benar sehingga memberikan rasa nyaman bagi reptil itu sendiri.
 
Tidak hanya hiburan berupa taman reptil dan dinosaurus, pada event ini juga secara khusus dihadirkan Walking Dead House (Rumah Seram), sebuah wahana yang akan menguji nyali dan adrenalin para pengunjung untuk bisa merasakan sensasi masuk rumah hantu. Rumah Seram dibuat lebih spesial dibandingkan dengan rumah hantu yang lain.

Pada Rumah Seram, pengunjung akan memilih sendiri jalan mereka, suasana yang tidak gelap total namun temaram justru menjadi daya tarik tersendiri dari wahana ini. Efek pencahayaan dan talent dalam rumah seram membawa nuansa seram tersendiri bagi yang merasa tertantang untuk berani memasuki wahana ini. Untuk anak – anak, masih tersedia banyak area bermain dan beraktivitas untuk bisa mengeksplorasi kreativitas dan semangat berpetualang mereka. Anak – anak dapat memilih sendiri beragam kegiatan yang ingin mereka lakukan, menonton bioskop 3D , trampolin , shoot-target , paintball, istana balon, melukis gerabah , melukis kaos, face painting dan baby playarea.

Momentum ini juga akan diselenggarakan gathering "Sahabat Michelle" dan lomba mencari harta karun oleh teman-teman dari komunitas "Sahabat Michelle".
 
Panggung utama juga disediakan sebagai arena unjuk bakat kebolehan dan kreatifitas anak – anak dari banyak pengisi acara, bernyanyi, menari, dan lainnya. Selain itu, ada berbagai lomba yang bisa diikuti seperti lomba mewarnai, lomba lukis, lomba fotogenic, kontes koki cilik, lomba menyanyi, fashion show, dan tidak kalah menarik yaitu lomba reptil.
 
Bagi Anda yang ingin menikmati pengalaman baru dalam liburan sekolah kali ini, jangan lupa datang ke Laras Garden di Jalan Kaliurang Km. 11, dan rasakan sensasi berinteraksi dengan dinosaurus dan beragam acara menarik lainnya.

Rabu, 08 Februari 2012







FREE & EASY PACKAGE 3 DAYS / 2 NIGHTS - Bangkok

Stay @ Bangkok Boutique 3* / similar
(Based on twinnshare)

Rp. 1,300,000,-/pax min 15 pax
Incl : 2nights accomodation, Daily
american Brfast, transfer apt-bkk & bkk-apt, taxes&charges, Temple & city tour visit Gems Jewelery.

Optional Tour ;
FLOATING MARKET + RIVER KWAI + TIGER TEMPLE + LUNCH  @ USD 54 / PAX

SIAM OCEAN WORLD (AQUARIUM ONLY) @  USD 13 ** No Transferr **

SIAM OCEAN WORLD VALUE PACK (AQUARIUM + 4D THEATER + GLASS BOTTOM BOAT) @ USD 19/ PAX ** No Trsf **

SAFARI WORLD + MARINE PARK WITH LUNCH @ USD 33 / PAX




FREE & EASY PACKAGE 3 DAYS / 2 NIGHTS - Pattaya
Stay @ Golden Beach *3 / similar
( Based on twinn/triple share)

Rp. 1,300,000/pax min 15pax
Incl : hotel, Transfer apt bkk-pty hotel-apt bkk, Coral Island + lunch, all taxes & charge.

Optional Tour ;
Ripley Believe it's or Not @ USD 23/ Pax Tiffany Show @USD 15/pax
Under Water World @USD 18/pax


5D4N Msia / SIN
Guarantee Dept on Every Sunday 2 to Go SIC basis (INDO / BRUNEI Market)

Tour Package: 5D4N Msia / Singapore
Validity: 31ST JUNE 2012
Dep Date: Every Sunday
Tour Fare: USD390.00 / Person – Twin Sharing
Group Size: Min 2 Paxs

Itinerary
Meal

Day 01
LCCT / KLIA –  Kuala Lumpur
SUGGEST PICK UP TIME 0200PM
One Stop Twin Tower (Photo Group), King Palace, Independence Square, National Monument, National Mosque, Leather Shop, Cocoa Boutique, Bukit Bintang
X/X/D

Day 02
Kuala Lumpur – Genting Highland – Malacca
Batu Cave, Duty Free Shop, Local Product Shop, transfer to Genting (Sky Way). Free Program, Transfer to Malacca for Check In
B/L/D

Day 03
Malacca – Johor Bharu
The Stadhuys, Dataran Pahlawan, St Paul Hill, A Famosa, Jonker Street, Shopping at Johor Premier Outlet
B/L/D

Day 04
Johor Bharu - Singapore
Visit Fountain of Wealth, Esplanade by the bay, Merlion Park, Raffles Landing Site, Bugis Junction, Souvenir Shop, Orchard Road, Song of the Sea
B/L/D

Day 05
Singapore – Changi Airport
Transfer to Airport
B/X/X


Package Include:
Transportation service (SIC)
1 night stay at The 5 Element Hotel, Kuala Lumpur or similar
1 night stay at Marvelux Hotel, Malacca or similar
1 night stay at New York Hotel, Johor Bharu or similar
1 night stay at Fragrance Selegie Hotel, Singapore or similar
Daily Breakfast, 3 x Lunch, 4 x Dinner (Halal Food)
Admission for Song of the Sea, Genting Skyway Ticket
Driver cum Guide (Malay / Indonesian Speaking)

Package Exclude:
Tipping (USD3 per day per person)
Personal Expenses (Laundry, Telephone, Mini Bars)

Selasa, 10 Januari 2012

Gua Rancang KenconoGua Rancang Kencono

GUA RANCANG KENCONO
Gua Bersejarah di Bawah Naungan Pohon Klumpit Raksasa

Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang wilayahnya termasuk dalam Kawasan Karst Pegunungan Sewu dengan bentang alam yang unik. Selain fenomena di permukaan (eksokarst) yang berbentuk perbukitan karst, di Gunungkidul juga terdapat fenomena di bawah permukaan (endokarst) yang berbentuk sungai bawah tanah, lembah, telaga, hingga luweng dan gua. Karena itu tak heran jika Gunungkidul memiliki banyak gua yang tersebar di perut bumi. Salah satu gua yang bisa dimasuki siapa saja tanpa peralatan khusus adalah Gua Rancang Kencono yang terletak di Desa Wisata Bleberan.
Berdasarkan buku "Mozaik Pusaka Budaya Yogyakarta" yang disusun oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, Gua Rancang Kencono merupakan gua purba sejajar dengan Gua Braholo yang terdapat di Kecamatan Rongkop, hal ini didasarkan pada penemuan artefak dan tulang belulang yang diperkirakan hidup pada ribuan tahun yang lalu. Gua yang mempunyai ruangan luas dan lapang dengan pohon klumpit (Terminalia edulis) yang diperkirakan sudah berusia lebih dari 2 abad ini pernah dijadikan sebagai tempat persembunyian dan pertemuan Laskar Mataram pada saat menyusun rencana untuk mengusir Belanda dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Karena digunakan untuk merancang strategi demi tujuan mulia maka gua ini dinamakan Gua Rancang Kencono.
Untuk memasuki Gua Rancang Kencono cukup menuruni tangga batu yang sudah dibangun sejak dulu. Sebatang pohon klumpit yang tingginya sudah melampaui atap gua menyambut dengan gagahnya. Lubang besar akibat lapuk terlihat di batang pohon menjadi penanda usianya yang sudah renta. Gua Rancang Kencono memiliki sebuah pelataran atau ruang yang luas dan bisa digunakan untuk mengadakan pertemuan. Stalaktit tampak menghiasi langit-langit gua, banyak diantaranya sudah mati sehingga tidak terlihat lagi air yang menetes. Di sebelah ruangan yang luas terdapat ruang kecil dan sempit serta gelap gulita. Untuk memasuki ruang ini YogYES harus melewati sebuah celah kecil dengan merunduk. Di dalam ruang yang sempit ini terdapat lukisan bendera merah putih serta kata-kata penyemangat yang ditujukan kepada para pejuang. Baru 10 menit di ruangan udara sudah terasa pengap, kembali ke pelataran pun menjadi pilihan.
Selain relung gua yang sempit dan gelap, di sisi lain juga terdapat lorong yang konon menghubungkan Gua Rancang Kencono dengan Air Terjun Sri Gethuk. Saat memasuki lorong tersebut YogYES harus berjalan jongkok bahkan sesekali merangkak karena langit-langitnya sangat pendek. Menurut pengelola, sebagian lorong tersebut telah runtuh sehingga tidak bisa ditelusuri. Saat malam menjelang, Gua Rancang Kencono yang disinari samar cahaya bulan terlihat mistis sekaligus eksotis. Redup cahaya bintang dan sinar lampu taman yang tidak terlalu benderang menjadi teman setia berbincang sambil menikmati secangkir wedang jahe. Derik serangga berpadu dengan desau angin menciptakan simfoni alam yang merdu dan mengiringi obrolan hingga larut malam.
Tiket: Rp. 3.000 (merupakan tiket terusan dengan Air Terjun Sri Gethuk).
Keterangan: Wisata Gua Rancang Kencono sepenuhnya dikelola oleh masyarakat Desa Wisata Bleberan. 
Sri GethukSri Gethuk

AIR TERJUN SRI GETHUK
Gemuruh Suara Air Pemecah Hening di Tanah Kering

Eksotisme Grand Canyon di daerah utara Arizona, Amerika Serikat tentunya tak bisa disangkal lagi. Grand Canyon merupakan bentukan alam berupa jurang dan tebing terjal yang dihiasi oleh aliran Sungai Colorado. Nama Grand Canyon kemudian diplesetkan menjadi Green Canyon untuk menyebut obyek wisata di Jawa Barat yang hampir serupa, yakni aliran sungai yang membelah tebing-tebing tinggi. Gunungkidul sebagai daerah yang sering diasumsikan sebagai wilayah kering dan tandus ternyata juga menyimpan keindahan serupa, yakni hijaunya aliran sungai yang membelah ngarai dengan air terjun indah yang tak pernah berhenti mengalir di setiap musim. Air terjun tersebut dikenal dengan nama Air Terjun Sri Gethuk.
Terletak di Desa Wisata Bleberan, Air Terjun Sri Gethuk menjadi salah satu spot wisata yang sayang untuk dilewatkan. Untuk mencapai tempat ini Anda harus naik kendaraan melewati areal hutan kayu putih milik PERHUTANI dengan kondisi jalan yang bervariasi mulai dari aspal bagus hingga jalan makadam. Memasuki Dusun Menggoran, tanaman kayu putih berganti dengan ladang jati yang rapat. Sesampainya di areal pemancingan yang juga berfungsi sebagai tempat parkir, terdapat dua pilihan jalan untuk mencapai air terjun. Pilihan pertama yakni menyusuri jalan setapak dengan pemandangan sawah nan hijau berhiaskan nyiur kelapa, sedangkan pilihan kedua adalah naik melawan arus Sungai Oya. Tentu saja YogYES memilih untuk naik rakit sederhana yang terbuat dari drum bekas dan papan.
Perjalanan menuju Air Terjun Sri Gethuk pun dimulai saat mentari belum naik tinggi. Pagi itu Sungai Oya terlihat begitu hijau dan tenang, menyatu dengan keheningan tebing-tebing karst yang berdiri dengan gagah di kanan kiri sungai. Suara rakit yang melaju melawan arus sungai menyibak keheningan pagi. Sembari mengatur laju rakit, seorang pemandu menceritakan asal muasal nama Air Terjun Sri Gethuk. Berdasarkan cerita yang dipercayai masyarakat, air terjun tersebut merupakan tempat penyimpanan kethuk yang merupakan salah satu instrumen gamelan milik Jin Anggo Meduro. Oleh karena itu disebut dengan nama Air Terjun Sri Gethuk. Konon, pada saat-saat tertentu masyarakat Dukuh Menggoran masih sering mendengar suara gamelan mengalun dari arah air terjun.
Tak berapa lama menaiki rakit, suara gemuruh mulai terdengar. Sri Gethuk menanti di depan mata. Bebatuan yang indah di bawah air terjun membentuk undak-undakan laksana tepian kolam renang mewah, memanggil siapa saja untuk bermain di dalam air. YogYES pun turun dari rakit dan melompati bebatuan untuk sampai di bawah air terjun dan mandi di bawahnya. Kali ini rasanya seperti berada di negeri antah berantah di mana air mengalir begitu melimpah. Air mengalir di sela-sela jemari kaki, air memercik ke seluruh tubuh, air mengalir di mana-mana. Seorang kawan tiba-tiba berteriak "Ada pelangi!". Saat menengadah, selengkung bianglala nan mempesona menghiasi air terjun. Sesaat YogYES merasa menjadi bidadari yang berselendangkan pelangi.
Biaya:
  • Tiket: Rp. 3.000 (merupakan tiket terusan dengan Gua Rancang Kencono)
  • Tarif naik rakit: Rp 5.000 / orang (pulang pergi)
  • Sewa ban: Rp. 2.000 / orang