ASEM-ASEM KOH LIEM
Mengenal Sejarah Penamaan Semarang Lewat Semangkuk Asem-asem
Persinggungan budaya antara Jawa dan Cina di Kota Semarang yang telah terjadi sejak ratusan tahun lalu rupanya sangat berpengaruh terhadap cita rasa kuliner khas ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini. Sebagian besar makanan khas Semarang yang melegenda banyak dipengaruhi unsur kuliner Cina, mulai dari lumpia, tahu pong, soto bangkong, hingga asem-asem. Dari sekian banyak warung asem-asem yang ada, salah satunya yang terkenal dan sudah bertahan sejak puluhan tahun yang lalu adalah Warung Asem-Asem Koh Liem. Terletak tepat di depan SMA Loyola Semarang, warung ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat yang hendak mencicipi segarnya semangkuk asem-asem di tengah udara Semarang yang terik.
Meski bernama Warung Asem-asem, warung milik Piek Swie Liem tidak hanya menyajikan asem-asem. Di warung ini terdapat aneka makanan gaya rumahan seperti kikil lombok ijo, bandeng sarden, sayur bening, sayur lodeh, aneka ca, lontong opor, dan juga gorengan yang semuanya sudah terkena sentuhan kuliner Cina. kami pun memilih untuk memesan asem-asem guna mengisi perut yang keroncongan. Tanpa menunggu lama, semangkuk asem-asem berisikan potongan besar daging sapi, irisan belimbing wuluh, dan cabai dengan kuah kecoklatan yang menggugah selera pun tersaji di depan meja.
Menikmati semangkuk asem-asem yang segar membawa ingatan kami melayang jauh pada sejarah penamaan Kota Semarang. Sekitar akhir abad ke-15, seorang utusan dari Kerajaan Demak yang bernama Pangeran Made Pandan ditempatkan di kawasan Pragota untuk menyebarkan agama Islam. Seiring berjalannya waktu, di daerah tersebut tumbuh pohon asam dengan jarak yang arang (berjauhan). Melihat pemandangan tersebut maka Pangeran Made Pandan memberikan nama Semarang (asem sing arang) kepada daerah tersebut. Begitu pula dengan masakan ini, disebut asem-asem karena masakan ini berupa sup yang dibumbui asam jawa sehingga menciptakan sensasi rasa yang manis, asam, pedas, dan segar.
Selain nikmat dan lezat, asem-asem bagus dikonsumsi saat sedang menderita flu. Kuah asem-asem yang berasal dari kaldu sapi kaya akan protein sehingga bagus untuk menjaga kekebalan tubuh. Asam jawa yang digunakan sebagai bumbu utama sayur asem-asem juga memiliki kandungan nutrisi lengkap yang dapat menyembuhkan asma, batuk, demam, reumatik, sakit perut, sariawan, hingga menetralisir bisa gigitan ular. Meski kuah asem-asem terlihat sangat berminyak, Anda tak perlu khawatir saat memakannya. Sebab belimbing wuluh yang ada di dalam masakan memiliki khasiat sebagai antioksidan.
Jam buka:
Senin - Minggu, pukul 07:00 - 20.00 WIB
Senin - Minggu, pukul 07:00 - 20.00 WIB
Harga makanan:
- Harga 1 porsi nasi dan sayur asem-asem: Rp. 10.000
- Harga sayur asem-asem Rp. 15.000
Data diperoleh pada perjalanan bulan April 2011. Data ini tidak selalu diperbaharui dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar